BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS

Rabu, 31 Maret 2010

Aku pasti kembali

Rumah mungil terbuat dari kayu dan atapnya ditutupi sirap dari kayu ulin, asri dengan tanaman-tanaman hias berjejer rapi di halaman, pagar membatasi halaman dengan jalan, berdiri dengan kokoh, walau hanya terbuat dari kayu-kayu bekas, namun masih terlihat berderet teratur. Rumput-rumput juga tampak selalu di potong setiap harinya. Bagian kanan samping rumah, sebuah kandang lumayan besar berdiri menemani rumah mungil itu dengan setia. Kicau burung kutilang sesekali terdengar dari belakang rumah, dengan kandang tergantung.Langit siang itu membiru dengan awan-awan putih beriak perlahan-lahan bergeser mengikuti angin. Matahari dengan keceriaan tanpa terik membuat suasana siang itu benderang tanpa keluhan dari siapapun. Angin yang semilir dari utara keselatan pun ikut mewarnai hari itu. Perempuan dengan rambut sedikit berombak, model tahun 90-an mata kecoklatan dengan alis di ibaratkan lebah, seperti lebah yang sedang berbaris. Bibirnya seperti tomat, warna tomat yang memang pas dengan buahnya. Ranum. Kulit wanita ini kecoklatan, namun tidak menghilangkan kesan eksotis yang terpancar dari wajahnya. Perempuan itu duduk, kakinya terus bergerak berayun menghilangkan resah. Sejak 2 jam lalu ia begitu saja tidak berdiri ataupun menggerakkan tangannya, hanya kakinya saja yang berayun. Meja disebelah ia duduk dilapisi debu tipis. Biasanya perempuan itu akan risih walau hanya setitik debu yang menempel. Matanya memandang lurus kedepan, nanar tapi penuh penantian dan harapan. Seakan berbicara tentang banyak masa lalu yang membahagiakan. Matanya juga seakan mengatakan, kalau saat ini Ia sangat rindu sekali, ia sangat bergejolak ingin dipeluk, dibelai, dan uraian nasehat tentang kehidupan.Bulan kelima ini dilaluinya dengan hati yang di isi kerinduan yang mengebu-gebu, harapannya selalu tumbuh dan semakin meningkat kian harinya, gundah pun sesekali menghamipiri suasana hati, maklum ia perempuan. “Allahu Akbar..Allahu Akbar…” bahana suara bilal memecah diamnya perempuan itu, tersentak dari lamunnya, ia baru sadar ternyata sejak ba’da zhuhur harapan dan kerinduan yang menemaninya dalam diam. “ibu..ayo sholat ashar…”ucap seorang bocah laki-laki sambil menarik lengannya. Perempuan itu menoleh dan tersenyum tipis, tangan kanannya membelai rambut hitam anak itu. Lalu ia bangkit dari duduknya dan kembali matanya tertuju kearah depan halaman, pancarannya masih menyisakan rindu dan harapan. “yuks kita sholat, ambil wudhu sana..” kata perempuan itu, “nanti kalo udah besar, hydra yang jadi imam yah bu… gantiin ayah kalo tetep gak pulang-pulang” ujar bocah itu disela-sela wudhunya.“"eits..kalo wudhu gak boleh ngomong hydra..” kata perempuan itu dengan lembut. *** Selesai wudhu, hydra dan ibunya segera masuk ke salah satu ruang dirumah itu, salah satu ruangan dirumah itu memang sengaja di alih fungsikan, sebagai tempat untuk sholat, mengaji dan saling tukar pendapat tentang ke agamaan.Suaminya sudah menunggu, lengkap dengan sarung dan baju kokonya. Ketika istri serta anaknya memasuki ruangan itu, Ia tersenyum dan memberikan arahan untuk segera membentuk shaf.Selesai sholat seperti biasa suaminya memberikan nasehat-nasehat kecil tentang agama.DUARR!! Tiba-tiba dari arah pintu depan terdengar seperti suara pintu di dobrak.“KELUAR!!KELUAR KAMU ERIDANNUS!!” teriak seorang yang mendobrak pintu tadi. Beberapa orang pria menyerbu masuk ke dalam rumah, piring-piring dibanting, buku-buku yang tersimpan rapi dikamar di robek-robek dan dihambur kemana-mana. Pakaian mereka bukan seragam, jaket hitam entah dari kulit atau imitasi. Tato tak jelas gambarnya menghiasi bagian-bagian tubuh yang tak tertutupi.BRUAK!! Meja dan kursi mereka banting tanpa maksud yang jelas, mungkin agar terkesan ini adalah tindakan yang tidak main-main.Hydra segera berlari memeluk ibunya, perempuan itu masih mengenakan mukena. Sambil memeluk anaknya, Ia bergeser kerah sudut ruangan tempat Ia sholat, bibirnya komat-kamit berdoa memohon keselamatan.Ia tidak melihat suaminya diruangan itu.“maaf, apa maksud kedatangan saudara-saudara ini?” terdengar suara suaminya dibalik ruangan, seketika keributan yang ditimbulkan mereka hening.“"KAMU YANG NAMANYA ERIDANNUS!!! JANGAN BANYAK TANYA, IKUT KAMI!!” dengan suara lantangHening.Pelan-pelan perempuan itu keluar dari ruangan sholat , anaknya disuruh menunggu disudut ruangan itu.Kemudian ia memeriksa seluruh ruangan rumah, sepi.Hanya ada secari kertas dengan tulisan“ aku pasti kembali, tunggu saja…dan doakan”

0 komentar: