BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS

Jumat, 19 Maret 2010

CERPEN : persahabatan

Pagi hari saat aku terbangun tiba-tiba ada seseorang memanggil namaku. Aku melihat keluar. Ivan temanku sudah menunggu diluar rumah kakekku dia mengajakku untuk bermain bola basket.“Ayo kita bermain basket ke lapangan.” ajaknya padaku. “Sekarang?” tanyaku dengan sedikit mengantuk. “Besok! Ya sekarang!” jawabnya dengan kesal.“Sebentar aku cuci muka dulu. Tunggu ya!”, “Iya tapi cepat ya” pintanya.Setelah aku cuci muka, kami pun berangkat ke lapangan yang tidak begitu jauh dari rumah kakekku.“Wah dingin ya.” kataku pada temanku. “Cuma begini aja dingin payah kamu.” jawabnya.Setelah sampai di lapangan ternyata sudah ramai. “Ramai sekali pulang aja males nih kalau ramai.” ajakku padanya. “Ah! Dasarnya kamu aja males ngajak pulang!”, “Kita ikut main saja dengan orang-orang disini.” paksanya. “Males ah! Kamu aja sana aku tunggu disini nanti aku nyusul.” jawabku malas. “Terserah kamu aja deh.” jawabnya sambil berlari kearah orang-orang yang sedang bermain basket.“Ano!” seseorang teriak memanggil namaku. Aku langsung mencari siapa yang memanggilku. Tiba-tiba seorang gadis menghampiriku dengan tersenyum manis. Sepertinya aku mengenalnya. Setelah dia mendekat aku baru ingat. “Bella?” tanya dalam hati penuh keheranan. Bella adalah teman satu SD denganku dulu, kami sudah tidak pernah bertemu lagi sejak kami lulus 3 tahun lalu. Bukan hanya itu Bella juga pindah ke Bandung ikut orang tuanya yang bekerja disana. “Hai masih ingat aku nggak?” tanyanya padaku. “Bella kan?” tanyaku padanya. “Yupz!” jawabnya sambil tersenyum padaku. Setelah kami ngobrol tentang kabarnya aku pun memanggil Ivan. “Van! Sini” panggilku pada Ivan yang sedang asyik bermain basket. “Apa lagi?” tanyanya padaku dengan malas. “Ada yang dateng” jawabku. “Siapa?”tanyanya lagi, “Bella!” jawabku dengan sedikit teriak karena di lapangan sangat berisik. “Siapa? Nggak kedengeran!”. “Sini dulu aja pasti kamu seneng!”. Akhirnya Ivan pun datang menghampiri aku dan Bella.Dengan heran ia melihat kearah kami. Ketika ia sampai dia heran melihat Bella yang tiba-tiba menyapanya. “Bela?” tanyanya sedikit kaget melihat Bella yang sedikit berubah. “Kenapa kok tumben ke Jogja? Kangen ya sama aku?” tanya Ivan pada Bela. “Ye GR! Dia tu kesini mau ketemu aku” jawabku sambil menatap wajah Bela yang sudah berbeda dari 3 tahun lalu. “Bukan aku kesini mau jenguk nenekku.” jawabnya. “Yah nggak kangen dong sama kita.” tanya Ivan sedikit lemas. “Ya kangen dong kalian kan sahabat ku.” jawabnya dengan senyumnya yang manis.Akhinya Bella mengajak kami kerumah neneknya. Kami berdua langsung setuju dengan ajakan Bela. Ketika kami sampai di rumah Bela ada seorang anak laki-laki yang kira-kira masih berumur 4 tahun. “Bell, ini siapa?” tanyaku kepadanya. “Kamu lupa ya ini kan Dafa! Adikku.” jawabnya. “Oh iya aku lupa! Sekarang udah besar ya.”. “Dasar pikun!” ejek Ivan padaku. “Emangnya kamu inget tadi?” tanyaku pada Ivan. “Nggak sih!” jawabnya malu. “Ye sama aja!”. “Biarin aja!”. “Udah-udah jangan pada ribut terus.” Bella keluar dari rumah membawa minuman. “Eh nanti sore kalian mau nganterin aku ke mall nggak?” tanyanya pada kami berdua. “Kalau aku jelas mau dong! Kalau Ivan tau!” jawabku tanpa pikir panjang. “Ye kalau buat Bella aja langsung mau, tapi kalau aku yang ajak susah banget.” ejek Ivan padaku. “Maaf banget Bell, aku nggak bisa aku ada latihan nge-band.” jawabnya kepada Bella. “Oh gitu ya! Ya udah no nanti kamu kerumahku jam 4 sore ya!” kata Bella padaku. “Ok deh!” jawabku cepat.Saat yang aku tunggu udah dateng, setelah dandan biar bikin Bella terkesan dan pamit keorang tuaku aku langsung berangkat ke rumah nenek Bella. Sampai dirumah Bella aku mengetuk pintu dan mengucap salam ibu Bella pun keluar dan mempersilahkan aku masuk. “Eh ano sini masuk dulu! Bellanya baru siap-siap.” kata beliau ramah. “Iya tante!” jawabku sambil masuk kedalam rumah. Ibu Bella tante Vivi memang sudah kenal padaku karena aku memang sering main kerumah Bella. “Bella ini Ano udah dateng” panggil tante Vivi kepada Bella. “Iya ma bentar lagi” teriak Bella dari kamarnya. Setelah selesai siap-siap Bella keluar dari kamar, aku terpesona melihatnya. “Udah siap ayo berangkat!” ajaknya padaku.Setelah pamit untuk pergi aku dan Bella pun langsung berangkat. Dari tadi pandanganku tak pernah lepas dari Bella. “Ano kenapa? Kok dari tadi ngeliatin aku terus ada yang aneh?” tanyanya kepadaku. “Eh nggak apa-apa kok!” jawabku kaget.Kami pun sampai di tempat tujuan. Kami naik ke lantai atas untuk mencari barang-barang yang diperlukan Bella. Setelah selesai mencari-cari barang yang diperlukan Bella kami pun memtuskan untuk langsung pulang kerumah. Sampai dirumah Bella aku disuruh mampir oleh tante Vivi. “Ayo Ano mampir dulu pasti capek kan?” ajak tante Vivi padaku. “Ya tante.” jawabku pada tante Vivi.Setelah waktu kurasa sudah malam aku meminta ijin pulang. Sampai dirumah aku langsung masuk kekamar untuk ganti baju. Setelah aku ganti baju aku makan malam. “Kemana aja tadi sama Bella?” tanya ibuku padaku. “Dari jalan-jalan!” jawabku sambil melanjutkan makan. Selesai makan aku langsung menuju kekamar untuk tidur. Tetapi aku terus memikirkan Bella. Kayanya aku suka deh sama Bella. “Nggak! Nggak boleh aku masih kelas 3 SMP, aku masih harus belajar.” bisikku dalam hati.Satu minggu berlalu, aku masih tetap kepikiran Bella terus. Akhirnya sore harinya Bella harus kembali ke Bandung lagi. Aku dan Ivan datang kerumah Bella. Akhirnya keluarga Bella siap untuk berangkat. Pada saat itu aku mengatakan kalau aku suka pada Bella.“Bella aku suka kamu! Kamu mau nggak kamu jadi pacarku” kataku gugup.“Maaf ano aku nggak bisa kita masih kecil!” jawabnya padaku. “Kita lebih baik Sahabatan kaya dulu lagi aja!”Aku memberinya hadiah kenang-kenangan untuknya sebuah kalung. Dan akhirnya Bella dan keluarganya berangkat ke Bandung. Walaupun sedikit kecewa aku tetap merasa beruntung memiliki sahabat seperti Bella. Aku berharap persahabatan kami terus berjalan hingga nanti

“huhhh olah raga lagi, bukan jadi sehat malah bikin cape doang,” Aya menggerutu di dalam hatinya.
Aya itu seorang cewe yang simple ga mao repot, oleh karena itu ia disukai banyak temannya, namun hari ini ia merasakan ada yang berbeda dengan sikap teman-temannya, entah apa yang membuat mereka jadi nyuekin Aya, ia pun semakin bingung ketika genk nya “CLARIS” juga ikut-ikutan nyuekin dia.
“Kenapa sih mereka hari ini kayak nya jahat banget ama Aya, kan Aya ga punya salah apa-apa sama mereka, kemaren juga kan kita masih bercanda-bercanda……hikshiks” terlihat kesedihan yang begitu jelas di wajah Aya.
“Eh num lu liat deh si Aya kasian banget yah? Hahaha kayaknya rencana kita berhasil nih” seru Risna, teman satu genk Aya.
“Hehe iya padahal ini kan baru hari pertama kita ngerjain dia, berarti masih ada sekitar empat hari lagi kita ngerjain dia, wah besok kaya apa ya mukanya dia gua udah ga sabar pengen ngeliat,” jelas Hanum yang juga menjadi salah satu anggota geng “Claris”.
Keesokan harinya Aya datang lebih awal kesekolah, ia kira teman-temannya sudah tidak bersikap seperti kemarin lagi, tetapi semuanya malah bertambah parah, di kelas nya tak ada satupun temannya yang mau di ajak ngomong sama dia, bahkan teman sebangku nya ikut-ikutan pindah ninggalin dia sendirian.
Aya begitu bingung, ia masih terus berpikir apa yang membuat teman-temanya sampai tega bersikap seperti itu terhadap dia.
Tak satu pun teman di kelas nya yang mau ngomong sama dia, yang terlintas di pikirannya adalah satu, yaitu datang ke kelas nya Radit, dia adalah seorang cowo yang sangat Aya sayang, ia ingin menenangkan diri nya dengan datang menemui Radit ia berharap akan menemukan kebahagiaan di sisi Radit.
“Eh nis ada Radit ga di dalem?” Tanya Aya kepada salah seorang teman sekelas nya Radit.
“Ehhm ga ada tuh, tadi sih kata nya dia mao ketemu sama anka-anak CLARIS,” jelas anis kepada Aya.
“Ya udah deh makasih ya, tar bilang sama Radit pulang sekolah suruh tungguin gue di depan perpus,” Aya pun berlalu di tengah kerumunan para murid yang sedang beristirahat.
Sudah hampir lima belas menit Aya menunggu Radit di depan perpus, tapi radit belum kelihatan batang hidungnya sama sekali.
“Eh nis nis, Radit udah lu bilangin belom? Dia udah balik belom sih?” Aya mencegat Anis yang kebetulan sedang lewat.
“Kayak nya udah deh, tapi tadi lagi gua suruh nunggu lu di sini dia Cuma senyum-senyum doang, kaya orang lagi kasmaran,” jelas Anis kepada Aya.
“Kasmaran?” mendengar kata-kata Anis barusan, hati Aya semakin kacau balau ia berpikir kalau pacarnya itu sudah punya gebetan lain untuk menggantikan dirinya, tanpa pikir panjang ia langsung bergegas pulang dengan rasa sedih yang sangat mendalam di hati nya.
Sesampai nya di rumah ia mencoba menelepon Radit, meski sudah berkali-kali ia coba tetap saja gak ada jawaban. Ia mencoba untuk mengirim pesan, namun hasil nya tetap sama gak ada balasan yang ia terima. Betapa sedihnya aya, padahal 2 hari lagi adalah hari yang special dalam hidup nya, padahal ia pernah bermimpi dihari ulang tahunnya nanti akan ada teman-temannya dan seseorang yang sangat ia sayang, namun bagi Aya hal itu rasanya gak mungkin terjadi, teman-temannya nyuekin dia pacarnya juga gak ketahuan kabarnya gimana……
“Oopssss….dah hari jum’at neh, hahay nih kan hari terakhir si Aya dikerjain gue udah ga sabar penegn ngeliat mukanya si Aya, pasti udah ga karuan deh. Oia gue kan belom beli kado buat dia, minta anterin sama siapa ya? Tau ah tar juga pulang sekolah ada yang nemenin gue,”
“Mahh…Radit berangkat dulu ya….” Radit berangkat sekolah dengan penuh semangat.
“Dasar anak SMA, pasti lagi seneng tuh berangkat sekolah saking semangat nya sampe lupa sarapan, tar kalo udah sakit aja orang tua juga deh yang repot,”

Sesampainya di sekolah Radit sempat ngeliat Aya di kelasnya, seperti yang ia kira mukanya Aya emang keliatan kusut banget. Kebetulan ia ketemu sama Hanum.
“Eh num, pulang sekolah anterin gua yuk…”
“Kemane?” Tanya Hanum yang kebingungan
“Nyari kado buat temen lo,mao kan?”
“Ga mao ah,ama yang laen aja…”
“Yah ayo dong…lu kan sohib gue, tar gue traktir makan deh,”
“Beneran yah!!! Awas lo kalo boong,”
“Iya iya gue janji….tar pulang sekolah gua ke rumah lo,”
Setelah keduanya sepakat, Radit segera kembali ke kelasnya, ia takut kalau nanti ia ketemu sama Aya. Dan sampai bel pulang sekolah Radit benar-benar menghilang dari diri Aya.
Akhirnya hari sabtu tiba juga, Aya berangkat dengan wajah yang lesu padahal hari ini adalah hari ulang tahunnya, namun baginya apalah artinya jika hari ulang tahun tanpa teman-teman dan tanpa seorang kekasih yang udah nyuekin dia tanpa sebab, hari ini menjadi ga berarti buat nya.
Radit ternyata sudah tiba di sekolah lebih dulu sebelum kedatangan Aya, ia sudah berkumpul dengan semua anggota “Claris”, siap dengan strategi untuk ngerjain Aya.
“Permisi pak…mau manggil Radit nya sebentar” Desy dan Lily memanggl Radit di kelas nya yang sedang belajar matematika, untung guru nya pak Karlan, jadi bisa meninggalkan kelas dengan mudah.
“Ayo dit, temenin gua bilang ke bu Kartini,”
“Lho..bilangin apaan?”
“Ya kan ntar kita ngerjain si Aya pas jam pelajaran nya dia,”
“Ga jadi jam istirahat?”
“Ah ga usah tar kalo jam istirahat banyak anak-anak kelas laen,”
Setelah bel pergantian jam pelajaran semua telah siap buat ngerjain Aya, tanpa sepengetahuan Radit ternyata teman-temannya Aya sudah menyiapkan kue ulang tahun lengkap dengan lilin yang berbentuk angka 16, karena itu bukan kelas nya Radit jadi ia harus menunggu di luar kelas sampai Aya keluar kelas baru ia bisa masuk.
Bu Kartini menyuruh Aya untuk merapikan seragam nya, karena baju nya berantakan. Aya pun segera ke toilet untu merapikannya dan saat itulah Radit masuk kelas nya Aya, ia bersembunyi di balik pintu dengan kue ulang tahun di tangannya.
“Happy Birtday To You…Happy Birthday To You….Happy Birthday Happy Birthday Happy Birthday To….You…..” begitulah sepotong lirik lagu Happy Birthday yang di nyanyikan teman teman sekelas Aya ketika ia kembali dari Toilet.
“Happy birthday ya….sorry kita semua udah ngerjain elu sampe nyuekin elu tanpa sebab..” Radit menjadi yang pertama mengucapkan Happy Birthday buat Aya.
“iiiiiihhhh……jahat….tapi makasih ya, hari ini akan jadi hari yang ga akan pernah gua lupain dalam hidup gue, makasih buat semua nya. Gue ngerasa jadi orang yang paling beruntung di dunia ini karena udah punya cowo kaya lo, dan gue juga dapet temen-temen kaya kalian semua terutama “Claris” YOU ARE THE BEST……” dengan senyum kecil dan sedikit air mata yang menjadi tanda keceriaan nya saat itu ia memeluk Radit dan semua anak-anak Claris, Dan Aya segera meniup lilin ulang tahun nya.
“Potong kue nya dong…..” seru salah seorang teman Aya.
“weits…tunggu dulu gue masih punya sesuatu, Radit bakal ngasihin ini buat Aya,” seru Hanum dengan setangkai bunga mawar di tangannya.
“Apaan nih num?” Radit bingung
“udah kasih aja, Ay Radit mao ngasih yang special buat lo,”
“Ay terima ini ya….” Radit memberikan bunga itu dengan tangan yang sedikit gemetar, dan kejadian tersebut membuat seisi kelas berteriak
Setelah itu Aya segera memotong kue ulang tahun nya, “Ayo potongan kue pertama nya mao dikasih siapa?” seru risna dengan suara cempreng nya. Gak lama kemudian, Aya memberikan potongan kue tersebut kepada Radit, kedua nya pun tersenyum malu, setelah itu Risna langsung mengambil kue itu dan melempar nya ke wajah Aya, dan semua nya ikut-ikutan lempar-lemparan kue tersebut, hingga mereka larut dalam kebahagiaaan sampai lupa kalau disitu masih ada guru.

0 komentar: